Minggu, 11 Januari 2015

Line Hadirkan Aplikasi Pemesanan Taksi



LAYANAN pesan instan terkemuka asal Jepang, Line telah meluncurkan sebuah aplikasi pemesanan taksi khusus untuk penggunanya yakni Line Taxi. Aplikasi ini sudah terintegrasi secara otomatis dalam Line sehingga tidak dapat diunduh secara terpisah. 

Seperti dikutip dari Tech In Asia, Minggu (11/1), taksi yang dipesan melalui aplikasi tersebut dapat mengetahui lokasi pengguna melalui GPS. Pengguna tidak perlu mengeluarkan uang tunai untuk membayar ongkos taksi. Untuk transaksi pembayarannya, Line hadirkan layanan Line Pay. 

Line Pay merupakan metode pembayaran melalui ponsel dan kartu kredit yang terdaftar di layanan tersebut. Dengan Line Pay ongkos taksi secara otomatis dibayar melalui kartu kredit yang terdaftar. 

Saat ini Line Taxi hanya bisa digunakan untuk memesan taksi di Jepang, tepatnya di wilayah Tokyo serta kota Mitaka dan Musashino. Line bekerjasama dengan perusahaan taksi Nihon Kotsu untuk menyediakan alat penerima pesanan dari aplikasi tersebut. 

Nihon Kotsu menyediakan armada taksi sebanyak 3.340 unit dari sekitar 23 ribu unit. Kemunculan Line Taxi menambah pilihan layanan pemesanan taksi di Jepang. Selama ini hanya ada Uber yang beroperasi di wilayah Tokyo serta Hailo yang beroperasi di Osaka. 

Uber adalah perusahaan transportasi terbesar di dunia dengan lokasi di Amerika Serikat. Line Taxi akan jadi pesaing berat bagi Uber karena beroperasi di dearah yang sama di Tokyo. 

Nihon Kotsu yang menjadi rekan Line memiliki kelebihan berupa jumlah armadanya. Sedangkan Uber, meski bekerja sama dengan perusahaan taksi lokal, cenderung lebih sulit ditemukan. 

Tech in Asia melaporkan bahwa ketika mencoba menggunakan aplikasi Line Taxi di stasiun Shinjuku, pengguna menemukan ada 5 taksi yang siap sedia di wilayah tersebut. Namun saat beralih pada aplikasi Uber, tak ada satu taksi pun yang tampak di sana. 

Tidak hanya kelebihan yang dimiliki, Line Taxi juga punya kelemahan. Layanan tersebut mensyaratkan penggunanya harus memiliki kartu kredit Jepang. Metode seperti ini tidak efisien untuk para wisatawan dari negara lain. 

Meski diprediksikan Negeri Sakura tersebut akan kebanjiran turis 20 juta orang per tahun pada 2020 mendatang. Sayangnya Line belum memberikan informasi apakah layanan tersebut dapat diakses di Indonesia dan negara lainnya. (mg2/jpnn)



portal berita indonesia

Berita lainnya : Harry Kane Salip Rekor Legenda Tottenham

Tidak ada komentar:

Posting Komentar